PIP Makassar awal tahun 2009, merencanakan membangun Sekolah Pelayaran terlengkap baik dalam prasarana dan sarana se-Asia, luas tanah mencapai 70-an hectare, dengan fasilitas yang lengkap, salah satu fasilitasnya seperti kolam renang, lapangan sepakbola, ruang ibadah baik muslim maupun non muslim, helipad, dan banyak fasilitas lainnya, semua sarana dan prasarana tersebut bukan tak lain diperuntukkan bagi Masyarakat pada umumnya yang ingin menjadi Pelaut Profesional, bahkan sarana dan prasarana itu dapat digunakan untuk khalayak umum misalnya lapangan sepakbola, tempat ibadah ataupun aula olahraga.
Mari kita lihat beberapa peluang dari mata seorang ommail (narsiz:mode on)
Saya sebagai orang Makassar/Pemuda Makassar sangat bangga akan rencana pembangunan kampus PIP ini, di banding revitalisasi karebosi yang memakan biaya yang tidak sedikit saya lihat ujung-ujungnya hanya kaum tertentu yang dapat menikmatinya yakni kaum yang berduit dan pengusaha besar, sekali lagi saya tegaskan hanya kaum pengusaha-pengusaha luar dan dampak dari revitalisasi tersebut menyebabkan kaum-kaum kecil seperti penjual es, penjual geroncong, pisang goring, makanan-makanan kering yang diperuntukkan bagi pemuda-pemuda Makassar yang sempat bermain bola, sama dengan rencana revitalisasi Museum Lagaligo kok di museum mau disbanding dengan hotel wah….. ini nyata-nyata untuk kaum tertentu saja, pernah saya juga dengar diluar Makassar Pemerintah ingin menjual barang-barang kuno aduh…… apa kata dunia, kembali dengan pembangunan Kampus ini yang fungsinya lebih dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat khususnya Makassar di bidang pendidikan, buktinya sekarang pun nelayan-nelayan yang awalnya tidak punya apa-apa mendapat duit dari hasil Pembangunan Kampus PIP ini yang dibeli tanahnya, dan tidak melalui makelar.
Saya membayangkan bagaimana orang-orang (red. Panitia PIP) dalam menghadapi masyarakat pada saat proses pembebasan lahan, di mana kultur masyarakat di lokasi Megaproyek tersebut kebanyakan nelayan eh…. Kalu gak salah nama perkampungan tersebut adalah desa nelayan.
Melihat di media cetak tentang pembangunan megaproyek itu yang menghabiskan dana milyaran menurut saya sebanding dengan manfaat yang dapat diperoleh oleh masyarakat yang khususnya masyarakat setempat, khan disana desa nelayan jadi rata-rata penduduknya bekerja sebagai nelayan, sekarang kita berpikir lebih kedepan, apabila megaproyek itu jadi, pasti penghasilan perkapita penduduk desa nelayan meningkat (ini pendapat saya sendiri, lho….. dikit-dikit melihat peluang… hehehe).
Mari kita lihat beberapa peluang dari mata seorang ommail (narsiz:mode on)
- Penduduk setempat yang awalnya seorang nelayan bisa mengambil peluang usaha seperti membuat warung-warung sederhana karena otomatis apabila megaproyek itu berjalan penduduknya bertambah, tapi jangan tunggu megaproyek itu selesai bahkan pada saat proses pembangunan pun kita bisa membuka warung, kan pekerja-pekerjanya butuh makan dan minum buka aja warung, tempat makan dan minum.
- Penduduk juga bisa membuka jasa loundriy, pekerja itu kan juga butuh pakaiannya di cuci, hehehe….kan pekerja juga butuh kebersihan…..
- Buka jasa pemancingan, disanakan ada laut buat aja alat pancing trus sewakan degh, ke pekerja-pekerja pada hari libur siapa tahu dia butuh refreshing, dan bagi anak-anak nelayan bisa mencari umpan dan jual degh…. Ke pemancing.
- Apabila sekolah pelayaran ini sudah jadi penduduk bisa membuka rumah kost untuk taruna-taruni pelayaran, buka lapak di pasar berjualan sayuran ikan dan sembako lainnya, jualan pulsa, jualan pakaian.
- Sekarang kita lihat prospek untuk pengusaha kecil, pembeli tidak akan membeli ditempat lain dikarenakan di daerah desa nelayan jauh dari perkotaan, iyakan-iyakan……
Melihat kesempatan-kesempatan ini saya berkesimpulan bahwa pembangunan megaproyek PIP Makassar ini sangat-sangat bermanfaat bagi masyarakat (99.9%) kembali kemasyarakat, baik dalam mengembangkan pendidikan “seperti yang tertuang didalam…………………………” dan pemberantasan kemiskinan seperti yang tertuang dalam…………………….
Nah apabila ada suatu pihak yang ingin menghambat pembangunan tersebut, pihak itu harus dipertanyakan “ada apa denganmu” seperti lagu yang dibawakan Peterpan
Ayo dukung Pembangunan Kampus PIP Makassar untuk mewujudkan terciptanya Pelaut Ulung berdaya saing Internasional dan membantu mensejahterakan pendapatan penduduk Desa Nelayan
