Nama monumen yang seram yach, terkait dengan namanya yakni “Monumen Korban 40.000 jiwa”, di kabarkan satu tahun setelah hari kemerdekaan yakni 1945 yakni tahun 1946-1947 merupakan kisah dan hari yang tragis bagi rakyat Sulawesi Selatan khususnya revolusioner di Makassar, terhitung 40.000 orang dibantai dengan keji oleh pasukan Belanda yang bejat dipimpin oleh Westerling.
Monumen 40.000 jiwa ini di buat untuk mengenang peristiwa tersebut, konon rakyat Sulawesi Selatan yang hanya mendengar kabar bahwa Negara Republik Indonesia telah merdeka, mendengar kabar itu Belanda mengumpulkan rakyat di tanah lapang, lalu di eksekusi ditembak habis-habisan oleh Belanda bejat dan kejinya lagi mayat-mayat rakyat tersebut di kubur di satu liang.
Korban-korban tersebut tidak hanya dari satu daerah melainkan menyebar di beberapa daerah seperti Sidrap, Pare-pare, Enrekang dan Barru.
Monumen tersebut terletak di wilayah yang jauh dari hituk pikuk kendaraan atau jalan raya, membuat tempat ini asri dan rapi, tapi kalau sepi sih kayaknya agak menyeramkan yach….., denganmonumen ini penderitaan mereka dapat juga kita rasakan melalui patung relief yang berdiri tegak di depan halaman patung ini menggambarkan sosok korban yang selamat dari pembantaian tersebut tetapi dengan kaki buntung sambil memegang penyangga di lengannya. Konon letak patung tersebut berdiri adalah lokasi korban di kuburkan dalam satu liang.
Untuk mengenang peristiwa sekaligus untuk memberi penghormatan dan doa setiap tanggal 11 Desember oleh Pemkot Makassar dan Pemprov Sulawesi Selatan dilaksanakan upacara sekaligus mengundang para keluarga korban, di beritakan bahwa kota Pare-Pare mendirikan monument yang sama.
Lokasi obyek Wisata di jalan korban 40.000 jiwa, dapat di capai dengan naik taxi, pete-pete (angkot), beca ataupun ojek.
Mari kawan-kawan pemerhati budaya kembangkan sayap-sayap Makassar, mari kita lanjutkan perjuangan yang telah di ukir para pejuang terdahulu, so sampai dimana aksi kita dalam melanjutkan ukiran-ukiran pahlawan kita, cara yang paling mudah adalah memajukan bangsa kita sendiri dengan menulis karya kita akan abadi dan ilmu yang kita bagi menjadikan kita sebagai Pahlawan
Senin, 07 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
syg..., msh bxk ank makassar yg tdk peduli atw bhkn tdk tahu sm skali ttg sejarah atwpun letak monumen 40rb jiwa.
BalasHapusmari kwn kita gali kmbali nilai juang leluhur kita, bangga sebagai orang mksr, dan memelihara warisan budaya makassar...
Ewako Makassar !!!
Hargailah peninggalan masa lalu
BalasHapus