
Orang Makassar sejak dulu terkenal akrab dengan laut. Sebab, laut bukan hanya tempat melepas penat dan sepi, dengan melihat ombak bergulung memecah pantai dan berlari-lari berderet-deret diiringi angin yang mendesir setiap saat dipinggir pantai yakni pantai Losari Makassar atau Tanjung Akkarena Makassar bukan juga tempat untuk mencari nafkah misalnya mencari sea food : kepiting, udang, ikan atau tude (atau tiram/kerang), teringat masa kecil dulu menjadi pa-tude atau pa-sulo :,)
Secara Filosofis, orang Makassar menganggap Laut adalah sesuatu yang amat berarti, karena laut menggambarkan kebesaran Allah yang Menciptakan laut beserta isinya yang tidak pernah habis meskipun tiap hari berjuta-juta ton hasil laut diambil dimuka bumi ini, Subhanallah.
Berangkat dari itu semua laut di seputar Makassar banyak meninggalkan kisah dan petualangan-petualangan yang mengasikkan, Nenek Moyangku seorang pelaut……….. lagu itu mengingatkan masa-masa kecilku hehehe, berikut sepenggal catatan yang membuktikan nenek moyang orang Makassar seorang pelaut (tu.., tu….. Popeye the Sailor Moon)
I Lukmuk ri Mandalle dicatat pernah melakukan perjalanan laut (pelayaran) semacam safari laut disertai Sembilan kapal menuju Bima. Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Oktober 1618, ada juga pelaut bernama Karaeng Matoaya bersama dengan raja berlayar ke pulau Buton dan menaklukkan negeri itu untuk pertama kalinya, selanjutnya Sultan Alauddin tiba dipulau Buton, menuju ke Bima dan menaklukkan Bima, Dompa, Sumbawa, Tembora dan Sultan Alauddin pun ikut menyebarkan Agama Islam di pulau-pulau tersebut.
Tempo dulu dari Makassar menuju ke Toraja tidak dapat ditempuh melalui perjalanan darat, tetapi harus melalui laut, perjalanan perdana Makassar ke Toraja dimulai tanggal 22 Oktober 1626 pada tanggal 13 Nopember 1626 Raja Gowa kembali ke Gowa setelah menaklukkan bolong. Pernah tercatat bahwa orang Bima melakukan pertempuran/pemberontakan selama 12 hari setelah dari Toraja tanggal 25 Nopember 1626, dan sebuah armada militer dilirim ke Bima dibawah pimpinan karaenga ri Burakne. Tercatat juga bahwa orang gowa pernah berlayar ke Timor tanggal 15 Januari 1641 ketika raja Tallo berangkat dari Kalanakkukang (Bulukumba) menuju Timor.
Ambon dikunjungi pertama kali oleh orang Gowa pada 1 Februari 1642 ketika Rombongan I Daeng Battu Karaeng Butta tiba di Ambon, tanggal 5 Oktober 1643 Raja pergi ke Agang Menjok (wilayah Ternate) berperang dengan Bone. Tanggal 20 Oktober 1644 Karaeng Paranggi meninggalkan Galesong bersama perahunya. Menurut catatan Lontara diatas Perahu Karaeng Patanggi “I Tuang” (Syekh Yusuf) yang berlayar ke Banten.
Demikianlah beberapa Catatan petualangan dan pelayaran Orang Makassar kepulau-pulau bagian sebelah timur nusantara pada abad 12, dan Alhasil dari pelayaran nenek moyang kita tersebut antara Suku Makassar, Buton, Toraja dan Timur hidup berdampingan dan saling melengkapi terbukti dilingkungan pribadi saya.
Bhinneka Tunggal Ika Berbeda-beda tetapi satu
Sumber Kisah-kisah orang Sulsel : A. Shadiq Kawu, Pustaka Refleksi Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar