Membicarakan masalah budaya Makassar, tidak terlepas dari mempersoalkan warisan-warisan budaya seperti tempat bersejarah, pahlawan, kesenian dan sebagainya. Pertanyaannya apakah kita sebagai orang Makassar khususnya Pemuda-pemudi Makassar masih mengenal budaya Makassar jawabannya tidak, bahasa Makassar pun bahkan mulai pupus apalagi dikota Makassar, hanya dipedalaman saja yang masih kental dengan menggunakan bahasa kita. Bahkan sedihnya lagi bila kita menemui anak muda yang memakai bahasa/logat Makassar dikatakan gak funky-lah, gak gaul, cemen dan lain-lainnya.
Masih ingatkah kita sewaktu kecil bermain kelereng bahasa Makassar (baguli), bermain layangan (a’layang-layang), main petak umpet (enggo-enggo), melempar batu (santo’-santo’), semua permainan itu ditenggelamkan oleh yang namanya Playstation, game online. Padahal pada saat kita melihat dari sisi kesehatan permainan diatas lebih mengutamakan gerakan tangan, kaki, dan pikiran sehingga dengan tidak sengaja anak-anak berolahraga akan tetapi permainan Playstation dan online hanya duduk dan melihat saja meskipun permainan tersebut tidak semuanya kurang baik.
Benarkah pendapat yang mengatakan bahwa semua yang modern itu membawa pengaruh yang baik untuk kemajuan, dan semua yang klasik itu menyebabkan kemunduran, hal ini kurang kebenarannya, dapat dilihat pada masyarakat Jepang yang kemajuannya sangat oesat namun sangat memelihara kebudayaan klasiknya misalnya masih digemari teater kabuki, Noh dan budaya minum the, mereka menjadga kebudayaannya yang merupakan identitas suatu bangsa dan nasional.
Dari dasar pemikiran yang sederhana inilah saya bermaksud untuk lebih mendalami dan menggali nilai-nilai dan hikmah budaya warisan para leluhur baik tentang Budaya, Pahlawan, sejarah, situs prasejarah Makassar baik dari buku, web, dan informasi lain.
Adapun referensi saya yang awal yakni :
Sastra Makassar ditulis oleh HM Siradjuddin Bantang diterbitkan Pustaka Refleksi
Kisah-kisah bijak orang Sulawesi Selatan oleh A. Shadiq Kawu diterbitkan Pustaka Refleksi
Maka Lahirlah www.ommail-makassar.blogspot.com
Kamis, 18 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
IKAN MAS JUKU BULAENG
BalasHapusPISANG RAJA UNTI KARAENG
TAU MANTANGA RI PA'DONGKOKANNA
TANI CINI TANI JAJANJANG
KAMMATONGI "PARAKANG"
TABE' DI.......
Antamamiki Karaeng
BalasHapusbetul...betul...betul...
BalasHapusanak2 skrg sudah banyak yang tidak tahu lagi permainan tradisionalnya.mereka hanya tahu PS atau semacamnya.so gmn 25 thn mendatang ???